Jumat, 12 November 2010

Logika Terbalik


             Salah satu yang menjadi 'Khas' dalam  Islam adalah ia mengajarkan  kepada kita cara memandang segala sesuatu dengan dua sisi pandang.  Pertama, sisi dimana objek itu kita pandang wujud lahirnya.  Sebut saja ia sudut pandang lahiriah.  Sudut pandang lahiriah, bertumpu kepada sosok fisik dan materi objek tersebut.  Dan kedua, sisi dimana kita memandang sesuatu jauh melampaui batas lahiriah.  Sebut saja dengan sudut pandang ruhiyah.  Karena ia menggunakan kekuatan ruhiyah, kebersihan ruhani, ketajaman iman sebagai kacamatanya. ^_^
            
           Sebagai contoh, memandang kesuksesan berbisnis dengan kacamata lahiriah artinya kita menilai kesuksesan itu karena jerih payah kita, keringat dan kerja keras kita.  Sedang memandangnya dengan sudut pandang ruhiyah, artinya kita meyakini kesuksesan itu sebagai karunia Allah, ujian sekaligus bukti kekuasaan Allah.
            Apakah berarti sisi ruhiyah menafikkan sisi lahiriyah?  Tidak.  Justru sisi pandang ruhiyah memberi tempat terhormat kepada sisi-sisi lahiriyah yang sifatnya teknis dan materi.  Islam menegaskan bahwa yang menyembuhkan penyakit adalah Allah.  Tetapi Islam mewajibkan seorang muslim yang salkit untuk berusaha dan berobat.  Islam mengajarkan bahwa yang memberi rezeki hanyalah Allah, tetapi ia menyuruh manusia bekerja dan membenci meminta-minta.
            Salah satu cara mengasah sudut pandang ruhiyah, seperti diisyaratkan Al Qur’an adalah dengan menggunakan prinsip “logika terbalik”.  Kamsudnye, membiasakan diri untuk selalu mencari hikmah tersembunyi di balik segala hal. 
Logika Kesulitan.  Banyak kesulitan dalam hidup ini.  Banyak pula manusia yang gagal karenanya.  Tak ada perjalanan hidup yang seratus persen mulus.*kalo mulus terus nda' berasa gitu hidupnya...hehehe*  Tetapi Allah menegaskan bahwa di dalam kesulitan itu ada unsur-unsur kemudahan.  Allah bahkan tidak mengatakan, “Sesudah kesulitan ada kemudahan” tapi”Sungguh, beserta kesulitan ada kemudahan” (QS; Al Insyiroh: 5-6).  Ayat ini diulang dua kali.  Dengan menggunakan logika terbalik seperti itu, kita bisa menghayati sepenuh hati *Lebay* dan merasakan bahwa unsur-unsur yang ada pada kesulitan itu pada saat yang sama ada yang menjadi simpul-simpul jalan bagi kemudahan yang datang menyertainya.
Begitulah sudut pandang seorang mukmin terhadap segala hal seharusnya tidak terpaku pada sisi-sisi lahiriyah, justru yang utama adalah sudut pandang ruhiyah.  Dengan itulah kita meyakini selalu ada hikmah di balik segala hal.  Selalu ada kekuasaan Allah di balik segala peristiwa.  Bahkan segala yang diberikan Allah adalah baik bagi kita.  Keyakinan itu akan memberi kita tingkat ketenangan yang tinggi. ^_^
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar